Sabtu, 02 November 2019

Ilmu Budaya Dasar_konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan.


Mampu menjelaskan tentang konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan.

A.    Pendekatan kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar pada kali ini berkaitan dengan budaya yang ada dalam keseharian dan budaya bangsa. Ada istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi, berbudaya, dan halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajar, karna kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam bermasyarakat. Istilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya seperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk satra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu intinya adalah mempelajari masalah manusia dan kebudayaan. Contohnya saja dalam bidang kesenian, seni adalah suatu ekspresi dari jiwa manusia. Segala kebebasan hasil karya dari manusia bebas dituangkan dalam ekspresi seni. Seni lebih berbicara banyak dalam kebudayaan, bahkan budaya dapat menggambarkan ciri dari suatu bangsa yang bermartabat.
Pengertian Sastra dan Seni
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Definisi kedua menurut kamus ini adalah karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan. Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata ”sastra” bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak. Seni adalah bentuk ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam keterampilan berupa hasil karya yang memiliki nilai estetis (keindahan) dan nilai simbolik (bermakna). Melalui seni, maka manusia dapat bebas untuk mengekspresi jiwa dan daya estetis yang di ungkapkan kepada orang lain seperti melalui sebuah puisi atau gambar, dll.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa hubungan sastra dan seni yaitu dapat dikatakan bahwa sastra bagian dari seni. Bedanya dengan seni musik yang mengapresiasi perasaannya terhadap musik, dengan sastra kita dapat meluangkan perasaan kita lewat puisi, prosa, dan jenis-jenis karya sastra lainnya


B.   Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa
v  Pengertian Prosa
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi  seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
v  JENIS – JENIS PROSA
Prosa lama meliputi :
·         Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
·         Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
·         Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
·         Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
·         Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya
·         Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
·         Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
·         Autobiografi : Kisah atau keterangan tentang kehidupan penulis sendiri.
v  Komponen Prosa Lama
1.      Fabel
Fabel diambil dari bahasa Belanda yang berarti cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia. Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontainedari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel. Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.
2.      Legenda
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklore. Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
3.      Cerita rakyat (folklore)
Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
4.      Tambo
Suatu karya sastra yang menceritakan sejarah (asal-usul) suku bangsa, negeri, dan adat. Karya sastra sejarah ini biasa disebut dengan Historiografi Tradisional. Penulisan sejarah suatu negeri berdasarkan anggapan atau kepercayaan masyarakat setempat secara turun-temurun.
5.      Cerita pelipur lara
Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.
v  Komponen Prosa Baru
1.      Roman
Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa juga roman artinya adalah “kisah percintaan”.
2.      Riwayat
Riwayat  adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang.
3.      Antologi
Antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti ” atau “kumpulan bunga” yang berarti sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
4.      Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
5.      Kritik
Kritik adalah analisis untuk menilai suatu karya sastra. Tujuan kritik sebenarnya bukan menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar atau salah sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra.
v  Nilai – Nilai Dalam Prosa Fiksi
Pengertian Prosa
Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Prosa fiksi dalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, nilai-nilai prosa fiksi antara lain:
1.      Memberikan wawasan
2.      Memberikan inforrmasi
3.      Memberikan kesenangan
4.      Memberikan warisan budaya
Contoh 2 Karya Sastra dan 1 Prosa
Contoh 2 karya sastra:
1.      Mahabarata dan Ramayana yang menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang dengan gagah berani mempertahankan kebenaran karena rasa tanggung jawab terhadap negara. Ramayana juga mengungkapkan rasa cinta kasih Rama dan Sinta yang harus dibayar mahal ketika Sinta diculik Rahwana. Pengorbanan yang diberikan Rama beserta bala tentaranya dalam merebut kembali Sinta.
2.      Malin Kundang yang menceritakan tentang seorang anak yaitu Si Malin yang mencampakan dan melupakan ibunya atau durhaka kepada orang tuanya yang telah mengasuhnya sampai dewasa dan ibunya yang sakit hati kepada anaknya tersebut memberinya kutukan membuat Si Malin menjadi patung selama – lamanya.
Contoh 1 prosa:
Berikut ini contoh-contoh prosa lama
Contoh Fabel
Angkaro dan Tunturana
Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
C.     Ilmu Budaya Dasar Yang Dibubungkan Dengan Puisi
Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra yang di buat penulis untuk mengungkapkan perasaan atau isi hatinya di dengan kata kata indah yang di tulis dalam sebuah puisi yang bahasanya terikat oleh pilihan kata.  Dalam puisi biasanya berisi tentang perasaan seorang manusia atau tentang kejadian alam. Untuk memahami sebuah puisi tidaklah mudah bagi kita yang belum bisa memahami makna kata seperti konotatif dan denotative. Kita harus menghubungkan antara satu kata dengan kata lain atau dengan baris lain agar menghasilkan sebuah tema atau arti dari puisi tersebut. Karena untuk memahami sebuah puisi memerlukan keaktifan batin. Setelah kita menghubunngkannya, kita dapat memberikan kesan tersendiri dari sebuah puisi seperti senang, sedih, kecewa, gembira, suka dan duka. Oleh karena itu, dalam membaca sebuah puisi, gunakanlah batin kita agar dapat memahami isi atau tema dari puisi tersebut.
v  Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
a.      Bahasa
Dalam menulis sebuah puisi haruslah memperhatikan penggunaan bahasanya. Bahasa termasuk seni. Oleh karena itu, Bahasa yang di gunakan untuk sebuah puisi haruslah bahasa yang indah dan mengandung kesan pesan di dalamnya. Di dalam puisi kita selalu mendapatkan majas majas yang menaggambarkan keadaan atau isi dari sebuah puisi. Hal itu adalah contoh penggunaan bahasa dengan menggunnakan majas untuk membandingkan sesuatu benda dengan benda lain. Penggunaan majas sangatlah penting untuk memperindah sebuah puisi.
b.      Kata-kata berjiwa
Salah satu unsure intrinsic dari puisi adalah rasa ( feeling ). Penulis menggunakan kata kata yang berjiwa biasanya pada puisi yang menggambarkan tentang kemanusiaan atau pengorbanan. Hal itu di lakukan penulis supaya penyair/pembaca puisi dapat lebih merasakan lebih dalam bagaimana rasanya membaca puisi tentang sebuah pengorbanan dan supaya menarik perhatian audience.
c.       Kata-kata yang konotatif dan denotative
Makna kata konotif dan denotative tidaklah asing bagi kita, karena sudah diajarkan dari sekolah menengah pertama. Biasanya pembaca sangat sulit jika ada puisi yang menggunakan kata kata konotatif dan denotative. Banyak penulis yang menggunakan kata kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca.
d.      Pengulangan
Dalam puisi banyak yang menggunakan kata perulangan seperti aa, ab, aabb atau abab. Hal itu termasuk dari syarat membuat puisi. Oleh karena itu, penulis harus dapat kreatif membuat atau menyusun puisi agar dapat memperindah kata kata dari sebuah puisi serta menggugah hati.
v  Alasan yang mendasari penyajian puisi pada mata kuliah IBD :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Setiap orang dapat menulis puisi sesuai dengan curahan hatinya yang paling dalam yang timbul dari setiap pengalaman yang telah terjadi dalam kehidupan seseorang. Sehingga kita dapat menambah kreativitas kita dalam bidang seni untuk berkarya dan memberikan amanat untuk orang lain lewat puisi yang kita buat. Dengan membuat dan membaca puisi, kita dapat merasakan pengalaman yang telah terjadi dalam diri kita baik yang suka maupun duka untuk di curahkan lewat kata-kata indah ataupun buruk. Kita juga dapat memperbaiki hidup kita dari pengalaman yang buruk menjadi baik.
2.      Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi yg memberikan pengetahuan tentang manusia sebagai makhluk sosial.secara imajinatif puisi dapat menafsirkan dasar sosial manusia,biasa berupa penderitaan atas ketidak adilan, Perjuangan untuk kekuasaan, konflik dengan sesamanya dan pemberontakan kepada peraturan dalam manusia dan lingkungannya.
3.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Dengan membaca puisi kita dapat diajak untuk dapat menjenguk hati dan pikiran/kesadaran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan oleh puisi itu sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman sctiap orang, yang bisa mengenai berbagai peranan yang di perankan orang untuk menampilkan dirinya di lingkungannya.

v  Contoh Puisi
Hanya Dirimu
Hanya dirimu
Kau bagaikan rembulan yang menyinari hidupku
Kau bagaikan bintang yang sulit ku gapai
Cintaku padamu masih tersimpan di hati ini
Namamu juga masih terukir di otakku
Waktu berjalan begitu cepatnyaa
Tetapi namamu masih terukir di hatiku
Membuatku menjadi sulit untuk melupakanmu
Entah dimana dirimu kini berada
Ku sangat merindukanmu
Meskipun cintaku pupus, ku akan tetap mencintaimu
Meskipun waktu terus berlalu ,kau akan selalu ada di hatiku
Kau pangeranku..
Kau belahan jiwaku..
Hanya dirimu…

Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar