Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau
"Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila
melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga
dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus
bertambah. Contohnya Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang
merupakan ciptaan Tuhan secara langsung.
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang
merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta
manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta
manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Keindahan
juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan juga bersifat
Universal, yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera
mode, kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai
Estetik itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarah
Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh
para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata
“Beautiful” , bahasa Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu
berasal dari bahasa Latin “Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti
Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir
dipendekkan menjadi “bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan
menjadi tiga macam pengertian, yaitu :
a) Keindahan
Dalam Arti Luas Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang- orang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya “Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
Ø Keindahan Seni
Ø Keindahan Alam
Ø Keindahan Moral
Ø Keindahan Intelektual
Ø Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ø Keindahan Dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.
Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik. Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan keindahan :
a. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak indah.
b. Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
c. Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
d. Keagungan Tuhan
Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.
B. Makna
Keindahan
Sebenarnya yang namanya keindahan itu secara
akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para
filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari
filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan. Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
Ø Mortiner Adler mendefinisikan keindahan adalah Sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya.
Ø Thomas Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.
Ø Charles J. Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang membangkitkan semangat Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya dengan yang bertenaga hidup.
Ø David Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan adalah Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat- singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan
Ø Kahlil Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima
Ø Winchelmann : Keindahan dapat terlepas sama sekali dar i kebaikan
Ø Sulzer : Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupukan rasa moral. Jadi ciptaan- ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan seseor ang sesuai dengan pengelompokan- pengelompokan yang ada. Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu Keindahan Objektif adalah keindahan yang memang ada pada objeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah Beauty untuk keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam- macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.
C. Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Merenung artinya secara diam-diam
memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan
diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar r enungannya satu sama
lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek
dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi
segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat
adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri
mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan
yaitu Newton dengan gaya gravitasinya. Akan tetapi tidak semua orang
mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.
Penalaran adalah proses berpikir yang logik dan anal itik. Berpikir merupakan
kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola
berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu
logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi
tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan
diri kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan
langkah- langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut
pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran
kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai
karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran
kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu: 1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
D. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari
kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai
atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai
cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna
hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau kepasar menggunakan
pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai, dan
lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang kena.
Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain yang
menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang itu merasa kecewa dengan
adanya hal yang kurang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus
dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan
memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai
halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumah dan
halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian
sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat
juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk.
Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata
memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi
setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak
sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga
menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu
merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang
terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati
kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang
seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan
kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang serasi.
Karena itu,
dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal;
Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Har
mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan
(Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari
berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata.
Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian
identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat
menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Sesuatu yang serasi
tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat lain mengatakan,
bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan per enungan yang
menyenangkan. Dalam keselar asan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan
tenang dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup
sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memper
panjangnya.
Keserasian tidak
ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara
warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara
nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang
kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak selalu .
E. Perbedaan Keindahan Sebagai Kualitas Yang Abstrak dan Sebagai Sebuah Benda Yang Indah
G. Nilai Estetik
E. Perbedaan Keindahan Sebagai Kualitas Yang Abstrak dan Sebagai Sebuah Benda Yang Indah
Sebenarnya sulit bagi kita untuk
menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika
telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan
kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan
suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi.
Menurut cakupannya orang harus membedakan
keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda
atau hal indah).
Keindahan sebagai kualitas abstrak
menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan
tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang
menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
adalah keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda
dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah
sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah
diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
F. Keindahan Yang Seluas-luasnya
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan.
Keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
- Keindahan alam
- Keindahan seni
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Keindahan ini lah yang mencakup semua
nilai keindahan yang pada dasarnya mempunyai nilai tersendiri , dengan
cara pandang yang berbeda pada setiap manusia.
Keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara
benda itu dengan si pengamat.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya
bersipat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak
terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya
adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Kata estetika berasal dari kata Aesthesiss
yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya
pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian
teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari
keindahan, kecantikan secara umum. Estetika adalah salah satu cabang
filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas
keindahan. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah
filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang
yang sangat dekat dengan filosofi seni.
H. Perbedaan Nilai Ektrinsik & Nilai Intrinsik
Nilai adalah suatu
relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,
karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai
terbukti letak benarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif, Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Contohnya :
pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar