Minggu, 13 Oktober 2019

Ilmu Budaya Dasar_latar belakang ilmu budaya dasar




A.  LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah dasar umum diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Hal ini penting disebabkan oleh dua hal:
1.     Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2.     Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuan sering mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak tabir aspek ontologis dan epistemologis demi mencapai kelezatan hidup materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya (segi aksiologisnya) sering mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak “halus”. Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia.


B.   DEFINISI ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (refined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.

C.   TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Untuk bisa menjangkau  tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1.     Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.     Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.     Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

D.  Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, kedua masalah pokok itu adalah :
1.     aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya Baik dari segi masing-masing keahlian, didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.     Hakekat manusia yang universal, akan tetapi yang beraneka ragam bentuk perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
1.     Manusia Dan Harapan
Ø Kepercayaan
Ø Harapan
2.     Manusia Dan Kegelisahan
Ø  Keterasingan
Ø  Kesepian
Ø  Ketidakpastian
3.     Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
Ø  Kesadaran
Ø  Pengorbanan
4.     Manusia Dan Pandangan Hidup
Ø Cita-Cita
Ø Kebijakan
5.     Manusia Dan Cinta Kasih
Ø Kasih Sayang
Ø Kemesraan
Ø Pemujaan
6.     Manusia Dan Keindahan
Ø Renungan
Ø Kehalusan
7.     Manusia Dan Penderitaan
Ø Rasa Sakit
Ø Siksaan
Ø Kesengsaraan
8.     Manusia Dan Keadilan
Ø Kejujuran
Ø Pemulihan Nama Baik
Ø Pembalasan

E.    HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
        Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.

Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

1.     penganut kebudayaan

2.     pembawa kebudayaan

3.     manipulator kebudayaan
4.     pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.

Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku


F.    UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut:
1.     Unsur kebudayaan kebendaan, seperti alat-alat yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya adalah pada alat tulis-menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
2.     Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.
3.     Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut. Contohnya seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut:
1.     Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya.
2.     Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contohnya adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya.



G.   DAFTAR PUSTAKA